Thursday, July 27, 2006
Iklan Jelek
Di postingan kemarin, si ahli design Didats membawa kata "marketing" dalam komennya. Saya yang pernah belajar sedikit ilmu itu jadi termenung, apa iya marketing mulai sering disalahgunakan.

Belum selesai menimbang dan ditimbang, saya justru menemukan sebuah iklan yang masuk kategori buruk (basbang?). Tak satu malah, tapi ada 10!! Dan yang menarik perhatian saya justru iklan Microsoft.

Entah apa karena Bill Gates mau mundur perlahan dari sana sehingga iklannya jadi melecehkan begitu. Dan tak tahu pula apakah keluarga Apel akan melakukan pembalasan. Jika berniat menuntaskan dendam dengan cara sama, berarti tanda-tanda marketing mulai kesasar boleh jadi terbukti.

Tapi rasanya kok tidak mungkin, setidaknya dalam kasus ini. Wong, iklan ini bisa jadi cuma hasil kontes-kontesan pakai photoshop, kok.

 
posted by Hedi @ 3:39 PM | Permalink | 16 comments
Tuesday, July 25, 2006
Partai Besar
Pernahkah anda melihat atau mendengar iklan bahwa "kafe/resto kami bisa menampung rombongan besar" atau dalam kata lain melayani satu kelompok tamu yang anggotanya lebih dari - katakanlah - 20 orang?

Sedikit banyak, pasti sudah pernah. Tapi tak sedikit tempat yang tak siap melayani rombongan besar. Itu yang saya alami waktu makan malam darurat bersama rombongan kantor hari Minggu kemarin. Kami makan di daerah Bogor, karena sifatnya emergency maka kami masuk ke restoran sekenanya. Sewaktu ditanya apakah bisa melayani orang banyak, si pengurus resto bilang dengan mantap: bisa, mas!

Selanjutnya, kami ditawarkan makan ala lesehan atau dengan meja-kursi. Demi keakraban dan suasana santai, bos pilih lesehan. Tapi memang resto-nya tak siap untuk itu. Pengantaran berlangsung lumayan lama, bahkan saat baru duduk meleseh, di depan kami masing-masing hanya ada sepiring nasi. Sementara rekan-rekan nasi lainnya baru datang sekitar 25 menit berikutnya, itu pun dicicil juga.

Kadang terbersit rasa maklum bahwa resto/kafe lebih sering melayani maksimal lima tamu dalam satu meja. Tamu dalam jumlah yang sangat besar sangat jarang sehingga pelayan dan koki pasti terbiasa memasak dalam jumlah sedikit dan waktu yang cepat. Hanya saja, kenapa harus bilang siap menampung banyak tamu dalam satu kesempatan, jika memang tidak demikian.

Harus saya akui bahwa untuk hal-hal seperti tadi, makan malam dengan rombongan, ada baiknya di hotel dengan kelas minimal bintang empat. Pelayan begitu cekatan, koki pun lihai memasak dalam jumlah banyak. Tapi untuk ini memang bicara harga, semakin mahal memang harusnya semakin bagus.

Tetapi apakah harus berbanding lurus seperti itu? Anda pernah merasakan hal tak enak di atas atau pernah mengalami hal positif saat makan rame-rame di kafe/resto?

 
posted by Hedi @ 1:18 PM | Permalink | 20 comments
Monday, July 24, 2006
Indonesia Diguncang Gempa Lagi
Belum lagi memulai beraktifitas, belum lagi segala kemalangan usai, kini ada gempa baru. Bukan di Pantai Selatan Jawa, tetapi di sana, di Gorontalo bumi Celebes dan beberapa tempat lain di negeri ini.

Saya tak bisa berkata apa-apa, selain berdoa dan menarik nafas. Tak mau menyalahkan siapapun dan hanya mengingatkan diri sendiri supaya terus berusaha memasrahkan diri pada Sang Khalik dan waspada.

Gempa di Gorontalo terjadi hari Minggu, jam 15. 22, dengan kekuatan 6,6 SR dan dari kedalaman 30 km. Pada hari yang sama, gempa juga melanda Buleleng, Bali, pada pukul 16.07 dengan kekuatan 3,7 SR dan diketahui berpusat di 5 km timur laut Singaraja. Sedangkan di Gunung Sitoli, Pulau Nias, terjadi lebih malam, pukul 20.29 dengan kekuatan 4,9 SR dan dari kedalaman 45 km.

Turut prihatin....


 
posted by Hedi @ 10:15 AM | Permalink | 7 comments
Friday, July 21, 2006
Juventus Bikin Repot
Skandal sepakbola di Italia sana ternyata tak hanya membuat repot pihak (dekat) terkait. Hukuman degradasi yang diterima Juventus untuk turun kasta ke Serie B membuat kerja saya juga terpengaruh.

Kenapa kerjaan saya jadi ikut-ikutan repot? Pertama, biro saya ngurusin layanan SMS meliputi berita, prediksi dan skor pertandingan. Yang ini tak ada masalah. Pusat kerepotan justru masuk ke sisi teknis.

SMS punya batasan, maksimal 160 karakter. Dalam kondisi normal sebuah liga Serie A dengan 20 tim, maka setiap pekan akan ada 10 pertandingan. Jika nama klub yang ikut cukup panjang, maka dilakukan penyingkatan nama. Sampai di sini no problem. Tetapi lagi-lagi Juventus bikin pening.

Klub yang berada satu di bawah payung bisnis raksasa otomotif FIAT itu bukan klub gurem. Mereka terkenal banget, fans-nya ada di mana-mana, klub kaya, langganan juara dan salah satu yang termashyur di dunia. Jadi kalau mereka bertanding, tentu banyak yang mengikuti baik langsung atau tak langsung. Tentu, saat mereka sekarang tanding di Serie B bersama Fiorentina dan Lazio, orang akan mengikuti pula.

Di kasta kedua itu, peserta liga ada 22 klub. Sempat terbayang di pikiran, betapa banyaknya nama klub yang nanti harus disingkat. Dan akan makin repot lagi karena saat akhir pekan, Serie A dan B main bersama-sama. Tak mungkin kan 20+22 = 10+11 menjadi 160 karakter.

Sebenarnya, urusan kelebihan kuota karakter sudah biasa dialami para admin. Biasanya di kompetisi regional Eropa seperti Piala UEFA atau Liga Champions. Solusinya dengan membuat tiga output skor/prediksi, yaitu 160x3 paket di mana konsumen harus meminta tiga kali untuk dapat semuanya.

Saya belum tahu apakah nanti paket Liga Italia (Serie A dan B) akan dibuat dua paket. Ini masih harus dibicarakan, urun rembuk lagi dengan rekan kerja dan si bos. Jadilah saya pasti akan repot kembali dalam beberapa waktu ke depan, minimal untuk melakukan trial and error. Bagian keuangan juga ikut repot karena mereka harus menyediakan anggaran lagi untuk pasang iklan, belum bagian IT untuk menyelaraskan urusan teknis tadi.

ah Juve, Juve....

 
posted by Hedi @ 3:25 AM | Permalink | 7 comments
Thursday, July 20, 2006
Jumpa Pertama
Kata orang jumpa pertama itu selalu kaku, jaim (hari gini?), dag dig dug, plus perasaan tak karuan lainnya. Tapi itu semua tak saya rasakan waktu pertama kalinya ngopi di darat (sungguhan lho!) tadi.

Menyambut ajakan pecas ndahe, saya dateng ke acara kopdar yang pertama sejak saya kenal dunia blog. Acara jam tujuh, saya dateng hampir jam sembilan. Hujan menjadi penghalang saya untuk dateng tepat waktu. Namun cukup lumayan, mengingat sempitnya masa, bisa kenal dengan segelintir blogger yang sebagian besar nyaris tak pernah saya kunjungi.

Saya bahkan tak hapal siapa saja yang hadir di sana. Seingat saya ada Mak Wicas, Mas Rudi, Dinda si kamera berjalan, mbak Atta yang sumringah terus, Yoyok, Gandrik (katanya ga punya blog?), mbak Enny, yang lain...saya bener-bener blank (mohon maaf).

Itu dia, gara-gara saya menikmati sekali acara, identitas kenalan-kenalan baru itu malah terlewati. Yang intens justru tertawa menikmati lelucon, guyon, anekdot dan sebagainya. Jadi memang saya tak merasakan perasaan negatif. Semuanya serba positif dan lepas. Terima kasih buat semuanya.

NB. Foto ngumpul mungkin nanti bisa dilihat di rumah bloggers di atas.

 
posted by Hedi @ 11:04 PM | Permalink | 5 comments
Friday, July 14, 2006
Menyikapi Alam
Jakarta sudah habis
musim kemarau api
musim penghujan banjir

Jakarta tidak bersahabat
api dan airnya bencana
entah karena kebodohan, kecerobohan atau keserakahan



Itu penggalan lirik "Lagu Dua" milik Iwan Fals di album "Hijau". Lagu yang menceritakan kegelisahan bang Iwan terhadap lingkungan di Jakarta, sehingga dia sempat pindah ke daerah Puncak.

Tapi lama kelamaan, kesadaran mengatakan bahwa bukan Jakarta yang tidak bersahabat. Alam (Jakarta) sudah memberi segalanya bagi mahluk hidup yang ada. Hanya masalahnya, ternyata kita yang sering tidak berusaha bersahabat dengan lingkungan sehingga mereka juga berontak sebagai tanda protes.

Alam di seantero negeri ini memang sudah salah tatanan sehingga apapun musim yang terjadi, lebih banyak bencana yang diraih. Harian Kompas selama tiga hari belakangan terus memunculkan tajuk utama mengenai kekeringan di halaman pertama.

Musim kemarau yang sedang terjadi saat ini membuat waduk-waduk dan sumur menjadi kering. Lahan pertanian menangis karena tak diberi minum oleh irigasi yang juga mengering. Bahkan binatang-binatang seperti kera di beberapa hutan juga kerepotan karena pohon-pohon sebagai sumber makanan mati dan layu.

Ini memang klasik. Di saat hujan, tak sedikit daerah yang mengalami kerugian besar akibat banjir. Tetapi begitu musim berganti menjadi kemarau, kerugian yang kurang lebih sama juga harus dihadapi.

Menanam pohon/tumbuhan sebaiknya memang terus digalakkan. Ide klasik itu sudah lama kita ketahui, bahkan sejak masih SD. Sayangnya, di kota malah beton yang jadi penguasa. Jakarta yang mayoritas masyarakatnya masih mengambil air dari tanah karena keterbatasan saluran PAM, membuat sumber air tanah menjadi cepat habis karena eksplorasi berlebihan.

Malangnya lagi, beton membuat tanah menjadi tertutup plus miskinnya tanaman. Alhasil begitu hujan turun, tanah tak mampu menyerap dan air justru meluber ke mana-mana alias banjir.

Mungkin demi mengakrabi alam dan menyeimbangkannya demi perubahan musim, maka saya memulainya di rumah sendiri. Halaman rumah yang sangat terbatas itu terpaksa saya tanami berbagai tumbuhan dan pepohonan sedang. Pertama, untuk tempat burung (gereja) bermain, kedua untuk menampung air hujan agar bisa jadi penampung sumber air tanah.

Hasilnya, di saat sumur tetangga kering, tempat saya tetap mengucur walau penggunaannya harus dihemat sebisa mungkin. Toh kita tak tahu kapan kemarau akan terus berlangsung karena ramalan bisa saja meleset. Kemudian, kita juga masih bisa membagi air yang ada dengan tetangga yang kering.

Jadi, jangan tutup total hamparan tanah yang ada di tempat tinggal anda jika memang ada. Sebaiknya sisakan sedikit dengan ditanami pohon kecil atau sedang agar bisa menampung air hujan dan menyimpannya untuk digunakan di saat kemarau.

Kalau mereka masih mau dan bisa, maka (selayaknya) kita juga demikian.


 
posted by Hedi @ 6:30 PM | Permalink | 13 comments
Wednesday, July 12, 2006
Jakarta = Bratislava
Kalau anda tinggal di Jakarta, apakah anda merasa biaya hidup di sana lebih murah, minimal dibanding daerah lain di Indonesia?

Jawabannya bisa bervariasi. Tetapi kalau dibandingkan, setidaknya di Pulau Jawa, Jakarta ini rajanya mahal. Namun tidak menurut surat kabar The Sydney Morning Herald.

SMH bisa mengatakan itu setelah melansir penelitian yang digalang oleh konsultan Mercer Human Resource soal 50 kota termahal di dunia. Dan di berita itu, Jakarta berada di nomor 48 atau sama dengan Bratislava, ibukota Slovakia, berdasarkan biaya untuk tempat tinggal, transportasi, makanan, hiburan dan barang kebutuhan

Jika dulu Tokyo dan Oslo merupakan kota yang dikenal sangat mahal, sekarang sudah tidak lagi meski masih di 10 besar. Moskow menduduki posisi teratas dan Tokyo berada di bawahnya. Sayang, SMH tidak memberi tahu bagaimana penelitian itu dilakukan dan dihitung dengan menggunakan dasar apa.

Apabila dengan mata uang dollar AS, mungkin benar Jakarta akan lebih murah. Maklum, uang kita tidak likuid dibandingkan dengan dollar. Lha sekitar Rp 10 ribu cuma dihargai 1 dollar. Bererapa tahun silam, di MTV pernah ada acara - apa yang bisa dibeli dengan uang 1 dollar di Jakarta. Dengan kurs yang waktu itu sekitar 6.000-7.000, sang VJ sudah bisa beli mie ayam satu porsi dan teh botol.

Jadi kalau berdasarkan SMH, hidup di Jakarta sama dengan di Bratislava. Apakah ini pertanda pindah ke sana akan lebih baik, karena setidaknya kita akan bisa dapat pemandangan klasik nan indah atau lingkungan yang lebih bersih? Atau pindah ke Australia? Karena kota-kota selain Sydney, seperti Melbourne atau Adelaide jauh di luar daftar 50 itu. Hmmm....

 
posted by Hedi @ 4:50 PM | Permalink | 14 comments
Tuesday, July 11, 2006
Tipuan Carding
Teman saya mencak-mencak ketika rekening tagihan kartu kreditnya menanjak sampai 8 juta, padahal dia tak belanja apa-apa. Dia memang mengaku teledor karena biasa melakukan e-banking.

Saya jadi ingat dengan artikel yang dikirim ke sebuah milis. Di situ dijelaskan bagaimana penipu (hacker) menjaring data-data pemilik kartu kredit, dalam hal ini Citibank, dengan menggunakan sebuah situs palsu. Yang jelas, pelaku berharap pemilik/pengunjung situs bisa dijebak.

Biasanya, modus pelaku adalah meminta nomor kartu, masa berlaku (expiry date), alamat tagihan, nomor pin, nama kandung ibu dan tanggal lahir. Alasannya, untuk sebuah pendataan. Salah satu alamat email pengirim (penipu) yang pernah terungkap adalah LeniSabadash.staff@citibank.com. (Lihat gambar-1)


Di email itu, dengan jelas meminta agar nasabah memberi data pribadinya ke sebuah alamat (hyperlink). Bisa saja, hyperlink itu terlihat benar apabila tidak di-sort dengan pointer. Tapi akan berbeda jika pointer diletakkan di sana, seperti yang terlihat di gambar (maaf, kualitas gambar terpaksa diperkecil untuk mengirit akses).

Kemudian pemberi informasi ini tetap mengakses hyperlink itu dan diketahui alamat berikutnya adalah situs dari Rusia. Alamat bisa dilihat di browser (gambar-2). Sebenarnya, alamat palsu itu akan muncul dalam beberapa detik karena berikutnya akan muncul alamat citibank yang asli sambil memunculkan kotak (pop-up window) untuk keperluan input data (gambar-3).



Dari pop-up itulah kemudian si penipu (situs Rusia) menjaring data nasabah untuk kemudian menyalahgunakannya. Tentu modus seperti ini tidak hanya dijalani melalui alamat dengan domain Rusia. Bisa dari mana saja.

Yang pasti memang kita sendiri yang harus teliti jika menggunakan e-banking. Mungkin juga modus ini pernah dan akan terjadi pada bank-bank domestik.


 
posted by Hedi @ 5:22 PM | Permalink | 8 comments
Friday, July 07, 2006
Cari Kerja via SMS
Layanan SMS kini kian membumi. Urusan apapun sekarang bisa diakses via SMS. Murah, mudah dan cepat. Yang terbaru, sekarang bisa cari kerja lewat SMS dengan mengirim data diri pencari kerja.

Jasa ini dikoordinir oleh dua lembaga, yakni Jobindo dan Indonesia Headhunter yang memang berkecimpung di dunia lowongan.

Cara untuk berpartisipasi juga tidak sulit, cukup mengirim SMS (maksimal 160 karakter) ke nomor 9434 dengan teks :

job [SPASI] Resume Singkat # Data Pribadi, Email

Dalam data pribadi, isi dengan nama lengkap, umur, nomor telpon/seluler. Lalu dua lembaga penyedia layanan juga bermaksud baik dengan menempatkan data pribadi di bagian kedua setelah resume. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kerahasiaan data dalam proses selanjutnya.

Setiap pengiriman SMS akan dikenai biaya Rp 2.000,- untuk semua operator, kecuali Mobile 8

Contoh SMS :

job Communication Engineer S1 t. Telkom STT
Telkom peng 5th GSM, CDMA, RADIO fluent english gaji 5 jt
(nego)#Luca Toni Um 28th tlp 021-7010011 ltazzurri@yahoo.com


Buat yang masih menganggur atau ingin pindah kerja, silahkan jika berminat.

 
posted by Hedi @ 9:34 PM | Permalink | 7 comments