Tuesday, July 25, 2006
Partai Besar
Pernahkah anda melihat atau mendengar iklan bahwa "kafe/resto kami bisa menampung rombongan besar" atau dalam kata lain melayani satu kelompok tamu yang anggotanya lebih dari - katakanlah - 20 orang?

Sedikit banyak, pasti sudah pernah. Tapi tak sedikit tempat yang tak siap melayani rombongan besar. Itu yang saya alami waktu makan malam darurat bersama rombongan kantor hari Minggu kemarin. Kami makan di daerah Bogor, karena sifatnya emergency maka kami masuk ke restoran sekenanya. Sewaktu ditanya apakah bisa melayani orang banyak, si pengurus resto bilang dengan mantap: bisa, mas!

Selanjutnya, kami ditawarkan makan ala lesehan atau dengan meja-kursi. Demi keakraban dan suasana santai, bos pilih lesehan. Tapi memang resto-nya tak siap untuk itu. Pengantaran berlangsung lumayan lama, bahkan saat baru duduk meleseh, di depan kami masing-masing hanya ada sepiring nasi. Sementara rekan-rekan nasi lainnya baru datang sekitar 25 menit berikutnya, itu pun dicicil juga.

Kadang terbersit rasa maklum bahwa resto/kafe lebih sering melayani maksimal lima tamu dalam satu meja. Tamu dalam jumlah yang sangat besar sangat jarang sehingga pelayan dan koki pasti terbiasa memasak dalam jumlah sedikit dan waktu yang cepat. Hanya saja, kenapa harus bilang siap menampung banyak tamu dalam satu kesempatan, jika memang tidak demikian.

Harus saya akui bahwa untuk hal-hal seperti tadi, makan malam dengan rombongan, ada baiknya di hotel dengan kelas minimal bintang empat. Pelayan begitu cekatan, koki pun lihai memasak dalam jumlah banyak. Tapi untuk ini memang bicara harga, semakin mahal memang harusnya semakin bagus.

Tetapi apakah harus berbanding lurus seperti itu? Anda pernah merasakan hal tak enak di atas atau pernah mengalami hal positif saat makan rame-rame di kafe/resto?

 
posted by Hedi @ 1:18 PM | Permalink |


20 Comments:


At 5:10 PM, Anonymous Anonymous

yup yang bagi mereka rejeki datang gak boleh di tolak, makanya mereka asal bisa aja, yang penting dapet duit, pelayanan belakangan

 

At 6:08 PM, Anonymous Anonymous

gak mau kehilangan setumpuk uang yang sudah di depan mata
dengan menolak partai besar :D

 

At 7:21 PM, Anonymous Anonymous

Sampeyan waktu pesen makanan kayanya lupa bilang ..."gak pake lama yaa" sih! Makanya mereka jadinya lelet

 

At 11:17 PM, Anonymous Anonymous

ingin hati memeraup laba banyak, apa daya diri tak sanggup

 

At 7:46 AM, Anonymous Anonymous

saya belum pernah rame2 ke restoran. lha wong biasanya cuman di warteg je. he..he..

 

At 8:25 AM, Anonymous Anonymous

kalo rame2 enakan di kakilima atau lesehan pinggir jalan...
toh yang penting suasana kebersamaannya, bukan rasa makanannya... :P

 

At 8:40 AM, Anonymous Anonymous

hehehe .. khan biar akrab .. makanya di kasih nasi satu piring. Makan deh tuh rame-rame ... tambah akrab deh pasti! ehuuaeeua

 

At 11:05 AM, Anonymous Anonymous

Jangan lupa dilihat juga sisi baiknya. Dengan lamanya pelayanan, minimal ada hikmah yg bisa diambil. Misalnya : "rasa kebersamaan yg makin lama hingga bisa mengakrabkan diri dan ngobrol agak banyak".

Menurut saya, semua Resto/Çafê dr segi makanan sih standart semua. Karena yg mereka jual adalah SUASANA.

-=he509x™=-

 

At 11:20 AM, Anonymous Anonymous

bener juga, yg penting untung, urusan lain emang gw pikirin :d

# Mas Joem : iya kelupaan :p
# mas Gandung : memang jadi akrab dan gojekan terus gara² kelamaan, tp perut tetep ga bisa kompromi.
# Mas Ipoul : lagi-lagi merendah, huh :d

 

At 11:37 AM, Blogger Rara Vebles

Coba mampir warung saya.. ditanggung cuma dapet air putih.. :P Lumayan kan kala "emergency"..

 

At 11:54 AM, Anonymous Anonymous

Lha wong panjenengan tanyanya cuma bisa atau tidak...soal waktu itu urusan lain :D.

 

At 1:48 PM, Anonymous Anonymous

alhamdulillah, selama ini nggak pernah model darurat kayak gitu, semua udah lewat pronotazione terlebih dahulu... mungkin fast food, pelayanannya bisa lebih cepat... emang nggak enak yg namanya nunggu, apalagi plus laper dan dahaga :( btw, bener kata mas Mbilung, harusnya nanyanya plus... pake lama, nggak?

 

At 8:53 PM, Blogger Eddy Fahmi

wah kalo sampeyan andok ndek resto junk food cak, bisa dapet banyak ice cream cone itu kali yah? hihihi :D

btw informasi tentang detail servis macem gini alhamdulillah bisa nambah ilmu buat para pembaca (terutama praktisi di dunia makanan hehehe). seperti yg tersebut di http://mimimama.blogspot.com/2006/07/depot-ampel-kembang.html, depot ampel kembang mampu menampung 40 orang sekaligus, tapi untuk kecepatan terus terang belom pernah testing. boleh dicoba kapan2. jadi, kapan ke surabaya lagi cak?

 

At 9:02 PM, Anonymous Anonymous

mentalitasnya ga siap buat maju.. gimana mau masuk era globalisasi kalo dikunjungi banyakan dikit aja kalang kabut..

 

At 8:11 AM, Blogger Linda

saya pernah ngalamin makan di salah 1 resto dg pelayanan yg sangat tdk memuaskan padahal saya hanya ber-4. proses menyajikannya terlalu lama, ada 1 teman saya yg pesanannya diantarkan setelah kita ber-3 selesai makan pesanan kita masing²

btw, warnetnya di dekat kampus pusat Budi Luhur pak. Nama warnetnya "TARA" ;)

 

At 10:23 AM, Anonymous Anonymous

# Rara : lapar hilang, kembung dateng :p
# Qqy : itu gara² warung tujuan awal tutup semua sih.
# Fahmi : bulan depan sih ada rencana ke surabaya, belum tahu jadi apa enggak.
# Linda : terimakasih non :)

 

At 11:07 AM, Anonymous Anonymous

iya aku juga mas, belum ada 10 menit online, langsung aja tuh ada notice yang minta restart buat update nya, seep pokokna


*ngomongin apa yach kok gak nyambung, trus berlalu tanpa dosa*

 

At 11:12 AM, Anonymous Anonymous

selamat datang di dunia marketing!

hihihi

 

At 1:13 PM, Blogger mpokb

hm.. yang aye tau sih.. penampilan luar suka menipu.. makanan mahal belum tentu enak, makanan murah belum tentu nggak enak.. itu baru soal enak atau nggaknya.. soal gizi, perkara lain lagi.. :P

 

At 3:00 PM, Blogger blanthik_ayu

kalo makan2 lagi mbok saya diajak tho mas, nanti tak rewangi masak ben ndak suwe le ngenteni hehehehe