Mas Deny mengeluhkan suara-suara promosi tukang dagang yang mengganggu putrinya yang tengah tertidur. Mas Bahtiar pun pernah merasakan bagaimana suara telpon di kantornya bisa bertahan lama tanpa banyak yang menggubris. Padahal jika itu terjadi di kantor saya, bos akan marah karena siapa tahu si penelpon akan menghadirkan profit. *halah*
Tapi tren kebisingan di kantor sekarang memang bukan lagi printer dot matrix, suara karyawan yang ngerumpi atau kibord komputer, melainkan ringtone ponsel. Di sebagian Amrik, ponsel sudah jadi barang terlarang di ruang kerja. Selain ringtone-nya bikin bising, pembicaraan antar karyawan bisa terinterupsi hanya gara-gara salah satu lawan bicara harus menerima telpon masuk di ponselnya. Dan ujungnya, produktivitas karyawan terganggu.
Ponsel memang jadi tertuduh jika sudah begini, padahal ini ulah sang pemilik. Saya memerhatikan banyaknya karyawan yang menyalakan ponsel meski sedang meeting. Sudah pasti banyak kata "maaf" yang muncul begitu ringtone berbunyi. Lebih parah lagi, saat meeting dengan klien pun, ponsel tetap aktif. Lain halnya apabila ponsel harus aktif sehubungan dengan bahasan meeting atau pembicaraan.
Satu lagi yang membuat saya kadang terganggu di ruang kerja adalah suara musik dari komputer. Jika hanya satu kompie yang menyetel MP3, mungkin bisa ditolerir. Bagaimana jika hampir seluruh kompie memasang MP3 dengan lagu yang beragam dan memasang volume lumayan keras. Kantor jadi mirip deretan konter kaset.
Bagaimana dengan kantor anda, bising atau tenang? Senangkah anda?