Monday, May 29, 2006
Gempa Yogya Dalam Bingkai Blog

Bencana gempa Yogyakarta sudah diketahui orang sedunia dan juga mulai melahirkan pergerakan besar penggalangan bantuan beserta penyalurannya, meski di sana sini masih banyak kekurangan. Tetapi menarik disimak bagaimana dunia blogging (minimal Indonesia) menyikapinya.

Mayoritas bloggers Indo dalam waktu dua hari terakhir bisa diperkirakan memuat posting tentang bencana itu. Mulai dari mereka yang mengalami sendiri seperti mas Eko, mas Lantip atau mas Herman dan pasti masih banyak lagi yang saya tak tahu alamat blognya. Kemudian ada pula yang menulis pengalaman para keluarga, saudara, kerabat dan handai taulannya. Atau juga ada yang menulis sekadarnya dalam cerita kegiatan pribadi hariannya.

Saya coba cari tahu berapa jumlah posting mengenai itu di Technorati. Hasilnya cukup mengesankan meski tentu tergantung cara melakukan penelitiannya. Saya sendiri hanya melakukan penelitian kasar, singkat dan kecil, serta tanpa pembanding dan menggunakan asumsi hingga Senin, pukul 18.30 WIB.

Dengan menggunakan keyword gempa jogja dan gempa yogya, hasil searching (berdasarkan posting sejak dua hari yang lalu) hanya ratusan. Tapi berbeda sewaktu saya menggunakan kata kunci umum dan tunggal, gempa. Hasilnya mencapai 6.471 posting (tentu jika sekarang anda melakukan pencarian dengan kata sama, hasilnya jauh lebih tinggi).

Pasti hasil itu kurang signifikan karena memuat database melebihi dua hari lalu. Dari halaman result, saya berhenti di page 42 karena di situ sudah ada postingan lima hari yang lalu. Tentu bencana gempa di Yogya belum terjadi, sehingga ulasan gempa di sana tak ada hubungannya. Salah satu posting pertama soal gempa Yogya yang muncul di halaman 42 adalah milik mas Pri. Dan total setelah melakukan pengurangan jumlah, saya dapati jumlah posting mencapai 760, itu pun dengan catatan hanya dalam bahasa Indonesia atau melayu.

Inilah dia dunia blog, yang dalam mengulas bencana bisa menggambarkan tag Merdeka; Bloggers Unite! Atau menurut ahli marketing Bob Julius Onggo dalam tulisannya yang berjudul "Membangun Brand Lewat Blogging". Brand di sini tentu saja gempa Yogya meski (harusnya) tidak digunakan dalam kapasitas mencari keuntungan (bisnis).

Brand dibangun dalam rangka berbagi cerita, menyampaikan simpati atau solidaritas, dan yang paling penting mengirim info terkait bencana dan efeknya. Tentu saja, fenomena ini diharapkan bisa meningkatkan kualitas penanganan pasca bencana karena berita akan terus bergulir sehingga orang (pembaca) bisa mengantisipasi secara cepat dan tepat. Selamat datang di era baru jurnalisme.


 
posted by Hedi @ 6:18 PM | Permalink |


6 Comments:


At 9:15 PM, Anonymous Anonymous

hal yang sama terjadi juga ketika peristiwa 9/11 ... dimana banyak orang malah mendapat berita lapangan dari blogger-blogger ...

 

At 1:27 AM, Anonymous Anonymous

yups.. banyak yang terlewat dari jurnalisme formal tentang gempa jogja, dan blog menjadi bagian puzzle yang melengkapinya.

 

At 8:55 AM, Anonymous Anonymous

Yeah.. karena informasi sekarang sudah tidak ada batasan lagi... :)

 

At 1:22 PM, Blogger Bangsari

saya bingung mau komen apa lagi...

 

At 6:18 PM, Anonymous Anonymous

bangsari mbantu berdoá aja biar bantuan yang udah terkumpul bisa tersalur dengan sebaik²nya.

 

At 1:19 AM, Blogger Sisca

Mas Hedi,harapan kita sama, smg kemajuan tehnologi ini digunakan untuk hal2 bermanfaat.