Wednesday, May 10, 2006
Sweeping Indonesiana

Sewaktu sekelompok masyarakat di Jakarta melakukan protes dan menyerang kantor redaksi majalah Playboy Indonesia, saya sudah khawatir bahwa ini akan jadi preseden buruk di masa datang.

Menyerang, menyerbu dan sweeping yang dilakukan oleh satu kelompok [atas nama umum] kepada sebuah pihak lain sudah menjadi biasa. Aparat pemerintah, baik pusat maupun daerah, anehnya tak pernah [minimal] menyatakan bahwa tindakan itu salah. Atas nama massa atau umum, sekelompok orang bisa melakukan apa saja terhadap sebuah pihak yang kelihatan lemah.

Akhirnya, artis ngebor Inul Daratista pun mengalami hal serupa. Rumahnya di Pondok Indah dan rumah karaoke-nya dijadikan pesakitan oleh sebuah organisasi massa. Mereka ingin Inul diusir keluar dari Jakarta. Tragis melihat Gubernur Sutiyoso cuma mengeluarkan pernyataan abu-abu atas insiden itu.

"Inul warga saya dan kelompok *** juga warga saya," katanya.


Mungkin, karena Sutiyoso juga gemar melakukan itu. Tradisi sweeping orang-orang dari daerah selepas Hari Raya Lebaran di Jakarta, sebagai buktinya. Lha, orang satu negara kok ga boleh kemana saja sesuka hatinya asal masih berada di dalam negara itu sendiri.

Yang terbaru, kelompok mahasiswa dan sebagian masyarakat di Makassar bersiap melakukan intimidasi dan sweeping terhadap sebuah etnis. Beruntung, akhirnya kondisi Makassar sudah normal kembali meski awalnya sempat mencekam.



Tindakan main hakim ramai-ramai seperti itu, saya yakin akan makin sering di masa datang. Ketidakpercayaan terhadap aparat berwenang yang bobrok, membuat masyarakat lebih senang melakukan eksekusi sendiri, entah itu salah atau lebih parah lagi, tidak menyadari bahwa itu tidak baik/bagus [saya tak berani mengatakan itu salah]. Tapi aparat memang tak bisa disalahkan sepenuhnya. Konon kata orang bijak, aparat negeri ini bobrok karena masyarakatnya juga demikian. Aparat kan berasal dari sana.

Pemerintah yang sebenarnya bisa menyebut apakah tindakan seperti itu salah. Mininal ada ketegasan dulu. Urusan nantinya ada yang akan diproses verbal, itu soal nanti. Pernyataan bahwa perbuatan seperti itu salah, harusnya ditanamkan dulu di benak banyak orang. Tapi inilah Indonesia dengan segala macam kelemahannya, suka atau tidak, itulah tempat kita tinggal, Indonesiana.
 
posted by Hedi @ 8:18 PM | Permalink |


4 Comments:


At 10:55 PM, Anonymous Anonymous

mesti diambi hikmahnya .. berarti masyarakat kita doyannya bersih-bersih ... :) Padahal rumah sendiri berantakan ........

 

At 1:49 AM, Anonymous Anonymous

halo
hmm...main hakim sekarang ini namanya jadi sweeping toh? ;)

 

At 5:49 AM, Anonymous Anonymous

semakin aneh2 saja tinggal di Indonesia

 

At 2:34 PM, Anonymous Anonymous

memang menyedihkan. lebih menyedihkan lagi jika penyerbuan, maksud saya "pendatangan", itu mengerahkan orang-orang lapar yang dibayar.