Wednesday, May 17, 2006
Menjadi Bos

Kawan sekerja berbeda divisi masuk ke ruangan saya dan menggerutu tentang tidak enaknya menjadi bos. "Jadi bos ternyata tak enak karena musti rela pusing soal duit, kirain enak!" katanya sambil menjatuhkan diri di kursi.

Saya cuma senyum mendengar gerutuannya, sebelum melontarkan pertanyaan apakah dia akan mengundurkan diri dari posisinya sebagai bos di divisi bersangkutan. Saya lihat wajahnya sedikit ragu sehingga saya menarik kesimpulan bahwa dia tetap lebih suka menjadi bos, meski berjumpa dengan kesulitan.

Tapi jika pertanyaan menjadi bos enak atau tidak diajukan kepada semua orang, pasti jawabannya akan sangat relatif dan tergantung kondisi di mana dia menjabat. Untuk masalah teman saya, kinerjanya sebagai bos bisa dibilang tak jelek. Ada dua hal yang membuat saya bisa katakan itu, pertama, turnover anak buahnya sangat sedikit dan kedua, banyaknya orang yang puas bekerja dengannya.

Setidaknya itu ringkasan dasar apakah seseorang bisa disebut bagus atau jelek dalam menjalani peran bos, menurut National Federation of Independent Business (US). Saya sendiri berusaha kuat untuk bisa menerapkan seluruh variabel yang ada jika harus bekerja dengan teamwork di bawah saya.

Tetapi sedikit banyak, saya juga punya tips sendiri, yang kurang lebih mirip dengan link di atas, saat bekerja dengan orang lain, baik di kantor atau tidak.

1. Bicara sopan, apapun kondisi emosi kita.

2. Membiasakan diri menggunakan kata "tolong" jika akan memberi perintah. Ini ada hubungannya dengan situasi timur kita. Bahasa Inggris pun menggunakan kata "please" untuk menunjukkan kesopanan.

3. Kalau harus marah, ya tidak di depan orang banyak.

4. Jika ada yang salah, beri petunjuk untuk memperbaiki (baca: bimbing).

5. Memperhatikan fasilitas (kenyamanan kerja) yang diperlukan.

6. Tidak perlu menunjukkan pemisahan berarti bahwa anda bos dan mereka anak buah. Sebuah tim kerja selayaknya dibangun dengan dasar keakraban, misalnya makan siang bareng-bareng atau bercanda sesekali.

7. Terbuka terhadap semua masukan atau usul.

Satu hal lagi dalam kasus teman saya, orang terkadang tak tahan hanya karena dimarahi oleh atasannya. Padahal harusnya ada kesadaran bahwa bos juga memiliki bos di atasnya sehingga proses hadiah dan hukuman untuk hasil kerja juga berlaku.

Saya pernah berbicara dengan seorang konsultan tenaga kerja dan menurutnya, jika anda tak suka dengan bos anda atau dengan apapun di kantor sehingga sudah tak tahan lagi, cuma satu solusinya; resign! Menurutnya, itu sebuah hal alami apalagi jika anda bukan karyawan paling handal di lembaga itu.


 
posted by Hedi @ 6:21 PM | Permalink |


4 Comments:


At 9:38 PM, Anonymous Anonymous

gue kalo lagi mo minjem duit sama temen biasanya gue sapa dulu gini :
Eh .. bos .. keren anget lo hari ini ... hehe

 

At 10:13 AM, Anonymous Anonymous

setuju sama point-point di atas.

untuk para boss,
point 3 harap diperhatikan dengan seksama
jika dilakukan,
tidak hanya membuat malu bawahannya
tapi juga menorehkan luka mendalam di hati *pengalaman

salam krucil! :D

 

At 1:34 PM, Anonymous Anonymous

jadi boss itu enak klo di support ma anak buahnya.. nah, caranya biar anak buah mensupport kinerja boss, itu dia yg agak repot..

 

At 9:00 PM, Blogger tikabanget™

uuuhhh..
Gw kapan jadi boz nihhh...

*loh?!*