Kembali negeri ini harus bersimbah darah dan bercucur air mata. Musibah gempa bumi kembali terjadi (27/5) dan kali ini masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya yang menjadi korban. Diperkirakan lebih dari 2000 jiwa meninggal dan ribuan lainnya menderita luka.
Bencana ini menjadi pukulan kesekian bagi Indonesia dan penghuninya bahwa kita memang harus berbenah dalam situasi krisis multi dimensi. Hingga tulisan kecil ini dibuat, saya kesulitan untuk menghubungi kerabat yang tinggal di Yogya. Sudah pasti, jalur komunikasi dari dan ke Yogya berada dalam kondisi nadir.
Saya tidak meyakini bahwa bencana alam ini menjadi hukuman terbaru dari Tuhan, kecuali sebagai peringatan bahwa kita tidak boleh melupakan Sang Khalik. Tuhan tak pernah lagi mengeluarkan hukuman yang bersifat massal seperti halnya di jaman nabi. Justru, hubungan diagonal manusia dengan alam yang mungkin harus ditata kembali. Bagaimana perilaku kita yang sering merusak alam itulah yang menjadi pertanyaan. Alam pun punya keteraturan dan hidup, saat mereka marah, apapun bisa terjadi.
Saya teringat seorang kawan yang saat kuliah melulu belajar fisika dan geofisika. Seusai gempa dan tsunami di Aceh, dia bilang lempengan bumi antara Asia dan Australia akan terus mencari keseimbangan, entah hingga kapan. Saat gempa terjadi di Aceh, lempengan pesisir selatan mulai dari Nias hingga Selat Bali mengalami penurunan sekian milicenti hingga sekian centimeter. Penyeimbangan terjadi saat Nias mengalami gempa, kemudian gempa di Selat Sunda yang sempat dirasakan di Jakarta dan Lampung beberapa pekan lalu dan terbaru di Yogyakarta hari ini.
Kesimpulannya, masyarakat yang berada di pesisir selatan mungkin harus terus memasang kewaspadaan tinggi. Ada baiknya pemerintah mempercepat pemasangan alarm gempa dan tsunami yang sempat digagas bersama Jepang pasca bencana Aceh lalu.
Terakhir, saya sangat berduka. Meski keluarga besar tak ada yang berdomisili di sana, saya tetap prihatin karena banyak kerabat dan handai taulan berasal dari sana. Semoga para korban meninggal mendapat tempat yang layak di sisi Tuhan dan korban luka serta mereka yang kehilangan harta jiwa dan benda tetap tabah, Amin.