Buruknya manajemen kemasan siaran Piala Dunia 2006 oleh SCTV sudah banyak dikeluhkan dan dikecam orang. Mulai dari pesta pembukaan yang tidak disiarkan sampai pemilihan Titiek Prabowo Soeharto sebagai host.
Tapi pagi ini saya dapat bocoran bahwa kebijakan tak populis itu akan diteruskan oleh SCTV. Bahkan rencana awalnya bukan mbak Titiek yang ditempatkan di sana, tetapi Gus Dur!! Dari seorang sumber yang dekat dengan SCTV, mereka akan menghadirkan sejumlah pembawa acara berbeda dan yang pasti bukan dari kalangan dekat sepakbola, namun politik! weleh.
Saya lebih setuju jika Gus Dur yang duduk di kursi pemandu acara. Lepas dari sosoknya yang kontroversial, kemampuan berbicara mantan RI 1 itu di muka publik dan pemahamannya tentang sepakbola masih lebih mumpuni dibanding anggota keluarga Cendana di atas.
Pengambil keputusan di SCTV tentu punya strategi bisnis dengan kebijakan siarannya ini. Sedikit atau banyak, itu memang harus dihargai. Mungkin mereka ingin buat sesuatu yang lain dari umumnya. Tapi itu justru bisa melemahkan citra stasiun karena dianggap tak becus menyiarkan pesta olahraga. Masih untung, kesal atau tidak, orang tetap akan menonton. Maklum kita tak ada pilihan lain.
Di bagian lain, semalam listrik sempat padam sekitar setengah jam sebelum partai Meksiko vs Iran digelar. Tentu saja, sumpah serapah semburat dari mulut mereka yang berkepentingan. Kepanikan juga melanda kantor saya, maklum SMS Service harus tetap diupdate. Tak ada siaran TV tak masalah, tapi tak ada listrik berarti mematikan internet pula dan informasi tak bisa dikirim ke server SMS.
Seorang rekan di kantor pagi ini mengatakan Jakarta bagian utara dan mungkin juga pusat ikut padam. Beruntung saat pertandingan sudah berjalan sekitar lima menit, listrik hidup kembali dan dua orang input data akhirnya batal bekerja via warnet.
Kalau sudah begini, biar pun SCTV tampil dengan acak adul, orang tetap akan setia berada di depan TV. Asalkan satu hal, listrik tidak mati dan gambar di televisi masih tetap bisa dan layak dilihat.