Monday, June 12, 2006
SCTV dan Listrik

Buruknya manajemen kemasan siaran Piala Dunia 2006 oleh SCTV sudah banyak dikeluhkan dan dikecam orang. Mulai dari pesta pembukaan yang tidak disiarkan sampai pemilihan Titiek Prabowo Soeharto sebagai host.

Tapi pagi ini saya dapat bocoran bahwa kebijakan tak populis itu akan diteruskan oleh SCTV. Bahkan rencana awalnya bukan mbak Titiek yang ditempatkan di sana, tetapi Gus Dur!! Dari seorang sumber yang dekat dengan SCTV, mereka akan menghadirkan sejumlah pembawa acara berbeda dan yang pasti bukan dari kalangan dekat sepakbola, namun politik! weleh.

Saya lebih setuju jika Gus Dur yang duduk di kursi pemandu acara. Lepas dari sosoknya yang kontroversial, kemampuan berbicara mantan RI 1 itu di muka publik dan pemahamannya tentang sepakbola masih lebih mumpuni dibanding anggota keluarga Cendana di atas.

Pengambil keputusan di SCTV tentu punya strategi bisnis dengan kebijakan siarannya ini. Sedikit atau banyak, itu memang harus dihargai. Mungkin mereka ingin buat sesuatu yang lain dari umumnya. Tapi itu justru bisa melemahkan citra stasiun karena dianggap tak becus menyiarkan pesta olahraga. Masih untung, kesal atau tidak, orang tetap akan menonton. Maklum kita tak ada pilihan lain.

Di bagian lain, semalam listrik sempat padam sekitar setengah jam sebelum partai Meksiko vs Iran digelar. Tentu saja, sumpah serapah semburat dari mulut mereka yang berkepentingan. Kepanikan juga melanda kantor saya, maklum SMS Service harus tetap diupdate. Tak ada siaran TV tak masalah, tapi tak ada listrik berarti mematikan internet pula dan informasi tak bisa dikirim ke server SMS.

Seorang rekan di kantor pagi ini mengatakan Jakarta bagian utara dan mungkin juga pusat ikut padam. Beruntung saat pertandingan sudah berjalan sekitar lima menit, listrik hidup kembali dan dua orang input data akhirnya batal bekerja via warnet.

Kalau sudah begini, biar pun SCTV tampil dengan acak adul, orang tetap akan setia berada di depan TV. Asalkan satu hal, listrik tidak mati dan gambar di televisi masih tetap bisa dan layak dilihat.

 
posted by Hedi @ 10:01 AM | Permalink |


11 Comments:


At 11:29 AM, Anonymous Anonymous

haiiii!!
sibuk kah?
Mr. Football Content Provider?

Apa kabar?
susah juga ya, kalo siaran begini pake monopoli segalah.

:)

 

At 11:50 AM, Blogger mpokb

hehe, karena aye cuma penonton ikut2an, jadi nggak pul atension ke WC... meski heran juga sih liat hostnya..

 

At 1:44 PM, Anonymous Anonymous

seperti komen saya di tempat lain:
saya nonton bolanya nanti, setelah kuda hitam muncul™ hehe

*sebenarnya karena gak punya tivi* :)

 

At 1:46 PM, Blogger Hedi

# Henny: ya gitu deh, awalnya dipikir biasa aja, ternyata controlling-nya harus ketat...barusan udah kena tegoran kecil bos, hehehe

# Mpok: gpp, cewe kan ga terlalu maniak bola :D

 

At 3:39 PM, Blogger Hedi

# Lantip: wah kuda hitam cuma ada di catur :p

# Ely : listrik emang lucu, dulu ga ada org santai, skrg kalo mati bikin susah.

 

At 4:02 PM, Anonymous Anonymous

kalau urusan komentator gw demennya sama komentatornya liga inggris TV tujuh .... mereka wartawan bola ... info-info (data)yg terlontar lumayan nambah ilmu bola ...

 

At 4:03 PM, Anonymous Anonymous

loh loh! bukannya jamak dari dulu bahkan olahragapun di negeri tercinta ini tidak suci hawa politik? hehehehehe..

 

At 12:25 AM, Blogger Sisca

Mas, SCTV msh belum berubah lakonnya ya !!!

Sekedar membalik peristiwa, dulu saya termasuk warga yg sebal apabila pembawa acaranya semua sok memotong kalimat dan terkesan kurang kredibel dgn pihak yg di wawancarai.

dimana2 hawa politik selalu menyusup..tp hitung sms hrs jalan terus ya mas, selamat bekerja :)

 

At 9:38 AM, Blogger Linda

kalo mati lampu emang paling nyebelin

 

At 4:23 PM, Anonymous Anonymous

Saat menonton pesta pembukaan pengennya lihat hingar bingar dan riuhnya pesta pembukaan lewat TV, Kok jebule malah disuguhi tontonan peragaan Busana.

 

At 12:43 PM, Anonymous Anonymous

sayang memang kl ajang piala dunia hostnya gak berkelas. tapi mo gimana lagi. yang penting masih bisa ntn pertandingan aja lah