Ya boleh saja mengimpikan tim Indonesia suatu saat ada di turnamen bergengsi itu. Namun untuk menuju ke sana mesti memiliki modal bagus. Jangan pernah berpikir menggunakan langkah instan seperti yang sering dilakukan petinggi sepakbola di sini. Yang terbaru, PSSI berniat menarik pemain peranakan Indo-Belanda yang banyak berkarir di Liga Belanda.
Membaca berita itu kok rasanya semakin kesal saja melihat kinerja PSSI. Mereka selalu beranggapan membangun tim nasional berkualitas hanya bisa didasarkan pada pembinaan terpusat. Pemain dikumpulkan di tim, melakukan latihan bersama secara jangka panjang dan hanya melulu melakukan pertandingan persahabatan.
Salah satu ide lainnya, jika bisa menurunkan tim itu di kompetisi asing seperti halnya tim Primavera dulu. Tim muda Indonesia, Under 23 years old, yang sedang melakukan pelatnas di Belanda sedang dijajaki untuk tampil di Liga Singapura.
Tentu saja, dari dua kasus di atas ada benang merah yang bisa ditemukan, yakni kompetisi. Benar, memang hanya kompetisi berkualitas yang bisa melahirkan tim nasional bermutu pula. Pelatih U-23, Fope de Haan, sudah mengatakan itu sewaktu diwawancarai oleh harian Kompas beberapa waktu lalu.
Melakukan pelatnas jangka panjang tak akan artinya jika para pemain itu tak pernah tampil di kompetisi. Pasalnya, kompetisi dianggap sebagai medan pertempuran memadai untuk menempa mental, fisik dan skil pemain. Segala yang dibutuhkan pemain ada di dalam kompetisi.
Oleh karena itu PSSI sudah sepatutnya membangun kompetisi lokal agar lebih bermutu. Bukan dengan jalan instan membentuk tim pilihan dan mengirim berlatih di mana-mana. Para pemain Indo-Belanda itu bisa punya kualitas bagus karena mereka menjalani karir di kompetisi profesional Belanda yang tertata dengan baik. Tim-tim kelas dunia pun bisa menjadi hebat karena punya kompetisi yang hebat pula.
Jadi, lupakan saja mimpi indah ke Piala Dunia dengan para "pemain jadi" itu. Benahi kompetisi dan segala infrastrukturnya jika mau memiliki tim dan pemain berkualitas di Indonesia.