Thursday, September 14, 2006
Orang Kaya
Secara umum, orang tak mau hidup dalam kekurangan. Rata-rata orang pasti ingin hidupnya berkecukupan, makmur, atau kasarnya kaya. Makanya tak heran, kalau di Indonesia, praktek korupsi begitu tinggi. Namun bagaimana kalau sudah kaya. Bersedia diumumkan jadi orang yang punya harta banyak?

Aburizal "Ical" Bakrie, sang menteri yang kerjanya mengurus kesejahteraan masyarakat ini, berusaha keras menolak bahwa dirinya punya harta sebanyak klaim majalah Forbes. Menurut majalah terkemuka itu, Ical memiliki harta kekayaan sebesar 1,2 miliar dollar dan berpredikat terkaya nomer enam di negeri ini.

Apa yang dilakukan Ical dalam menganggapi kabar itu adalah praktik umum. Dulu, Soeharto juga demikian. Bahkan mantan penguasa Indonesia itu selalu tertawa jika dianggap kaya raya. Beberapa konglomerat yang namanya selalu masuk daftar kaya itu juga kerap membantah.

Lalu, kalau ada penolakan berarti Forbes bohong dong?. Tidak mesti. Forbes bukanlah majalah kelas teri. Majalah asal Amerika Serikat ini memiliki daftar pengiklan yang berjibun atau punya waiting list. Tentu dengan sejumlah pengiklan dan investor itu, bagaimana mungkin Forbes bikin berita bohong. Logikanya, mereka harus bertanggung jawab terhadap pelanggannya yang orang-orang terpandang dan pengiklan. Kalau mereka bohong, pelanggan dan pengiklan itu akan lari. "Untuk apa saya dapat berita sampah?"

Saya tak tahu bagaimana dan dengan metode apa Forbes memengumpulkan data orang kaya di berbagai tempat tersebut. Tapi dalam situasi umum, setiap orang punya kesempatan untuk menjawab atau menggugat jika namanya digunakan dalam bentuk yang tidak/kurang nyaman. Hal ini berlaku pula untuk menanggapi berita media.

Jika Ical atau siapapun tidak senang dengan berita Forbes itu, atau menilainya bohong, mengapa tidak melakukan hak jawab langsung. Bisa juga dengan mengajukan tuntutan, misalnya. Selama ini yang dilakukan orang-orang dalam daftar hanya membuat komentar retorika. "Saya senang jika kekayaan saya sebanyak itu."

Apabila tak ada bantahan resmi, maka bukan Forbes yang bohong, tetapi orang-orang itu sendiri. Kalau anda jadi orang yang diberitakan Forbes, apa yang akan anda lakukan? Mengakui atau berbohong?
 
posted by Hedi @ 1:04 AM | Permalink |


23 Comments:


At 8:48 AM, Blogger -Fitri Mohan-

ah, kok enakan ngaku ya? toh masyarakat sekitar tahu, apalagi tetangga-tetangga dan teman-teman.

kalau (kekayaan) yang kelihatan aja kayak gitu, gimana yang nggak kelihatan...

 

At 9:10 AM, Anonymous Anonymous

takut di pajekin, ngkali?!!?
yang pasti, sih, takut malu... model kayak Ical aja, punya duit segitu... gimana yang "lain"... tapi kok yang miskin disekitarnya masih banyak... malah tambah banyak... *au ah*

 

At 11:18 AM, Anonymous Anonymous

Klo jadi orang kaya mending ndak pake2 publikasi deh ya. Tambah repot, banyak yg minta sumbangan tipu2, banyak omongan2 ga enak, apa lagi coba. Jadi orang kaya di Indonesia kadang jadi dilema ya.

 

At 3:58 PM, Blogger blanthik_ayu

bener mas..takut diuber bang pi'i dan teman2 hehehehe

 

At 5:21 PM, Blogger Yati

Ical katanya malu dianggap orang terkaya...tapi buktinya dia menikmati banget...

ah, percuma ngomongin m****t hahahaha....

 

At 7:03 AM, Anonymous Anonymous

didiemin ntar juga pada lupa ... :)
masyarakat kita terkenal dengan pemaaf dan pelupa masa lalu :)

 

At 9:34 AM, Blogger Bangsari

Ical ini dulu sempat dinyatakan pailit, tapi dalam waktu singkat kok bisa jadi orang terkaya lagi. indoensia memang aneh kan?

orang jawa bilang "duit kuwi ora muni" (uang tidak bisa bicara), tidak mudah membuktikannya. JK juga masuk dafar orang2 terkaya dan dia menolak lho..

saya sendiri cenderung percaya forbes.
anda sendiri masuk urutan nomer berapa mas?

 

At 9:48 AM, Anonymous Anonymous

biasanya, orang-orang yg merasa bersalah atas kekayaannya, ga bakalan mau ngaku...

kalau aku masuk?
wah, ya ngaku dong... kan aku usaha sendiri... kekeke... :D

*kapan bisa masup list yak?*

 

At 11:14 AM, Anonymous Anonymous

saya masuk peringkat ke 21, jadi untung ngga masuk forbes, ngga ada yang gonjang-ganjing.

 

At 11:28 AM, Blogger mpokb

sebentar, sebentar... mau mimpi jadi orang kaya dulu yak.. zzzzz

:D

 

At 1:50 PM, Blogger Rara Vebles

Komentar saya : "Saya senang jika kekayaan saya sebanyak itu.." he..he..

 

At 8:32 PM, Anonymous Anonymous

Ada cerita tentang William Benton. Ia seorang kaya yang mengatakan bahwa ia tidak kaya, ketika pada 1968 majalah Fortune menyatakannya termasuk orang terkaya di Amerika Serikat.

Ia memang pemilik perusahaan yang membiayai dan menerbitkan Encyclopaedia Britannica, dan itu berarti bisnis besar. Tapi Benton rupanya tidak suka kaya. Ia menyatakan jadi kaya di luar kehendaknya. Sejak mula ia, anak seorang profesor, sudah bertekad: akan meninggalkan dunia bisnis begitu hidupnya sudah lumayan enak.

Dan betul. Ia mengundurkan diri dari usaha waktu umur 35 tahun.

Tapi ia kaya. Dan bertambah kaya.

Sehabis berhenti dari bisnis, ia ketemu
seorang kawan yang kepepet. Perusahaan kecilnya, yang membikin sepatu, perlu tambahan modal sedikit. Benton cuma mau menolong, dan mengasih $5000.

Eh, dalam waktu sepuluh tahun, bagian Benton dari perusahaan itu jadi $125.000. Dan waktu ia menyelamatkan
Encyclopaedia Britannica dari kebangkrutan dan kemacetan, ia juga mungkin tak menyangka akan sukses. Siapa akan bisa bikin duit dari mengongkosi penerbitan ensiklopedi?

Ternyata duit datang ke Benton, terus dan terus. Akhirnya ia hidup sederhana, dan menyatakan bahwa hampir seluruh penghasilannya ia peruntukkan buat Britannica.

Maka, memasukkan dirinya ke dalam kelas orang kaya raya, menurut penilaiannya, bukan saja keliru, tapi tak sopan.

Mengapa sebutan kaya dianggapnya tak sopan?

Entahlah. Barangkali ia seorang Pancasilais.

 

At 8:40 PM, Anonymous Anonymous

kalo gue kaya atas usaha sendiri, knp musti bohong? kecuali kalo beritanya ngga akurat, mungkin ya kita bisa koreksi gitu.
Mungkin kalo seseorang diberitakan kaya trus ga ngaku...ya mungkin dia punya kekhawatiran tersendiri..mencurigakan?

 

At 3:52 AM, Anonymous Anonymous

beberapa waktu lalu, ketika sby mengumumkan daftar 'orang miskin', banyak yang menduga bahwa ada kesalahan. selidik punya selidik, ternyata data belum terapdet dengan baik dan benar --hingga menjadi sedikit polemik.

masyarakat kita memang trennya miskin. boleh jadi karena tuntutan ekonomi. sementara pemerintah beralasan, salah satu faktor adalah banyaknya bencana.

menjadi orang yang terkaya di tengah kemiskinan? ah, rasanya terlalu sombong --apalagi tipikal orang jawa, selalu merendah. nah, ical orangnya gak sombong, jadi.. ia cuma bisa bilang: ah siapa bilang...

kekayaan dia tidak perlu pengakuan, yang penting setiap hari ia lebih dari cukup.

 

At 3:53 AM, Anonymous Anonymous

wilih...itu kalo dituker uang endonesah nolnya berapa itu?

 

At 8:25 AM, Blogger Manusia [tidak] bodoh

aku blm pernah liat duit segitu.... kl dibuat cash duitnya segedung DPR kah?

 

At 9:29 AM, Anonymous Anonymous

sayang, nggak ada survey : "100 orang termiskin di Indonesia" ...

 

At 11:18 AM, Blogger venus

ah, kaya gak gaya, yg penting hepi dan urusan ngeblog lancaaar...:-D *seperti biasa, komen yg gak lucu dan gak nyambung.hehehe...* met wiken, sam...

 

At 1:39 PM, Anonymous Anonymous

mungkin dia malu ngakui harta yang bukan miliknya

 

At 9:06 AM, Blogger Innuendo

kok komenku yg kemaren ilang ? yaaaaa....

 

At 2:38 PM, Blogger hadik

lha itu duit semua tho?duh gusti paringono jaguar..eh sabar..

 

At 9:06 AM, Anonymous Anonymous

# Didats: gw doain masuk list, tapi entar bagi² ya :p

# Ndoro: si bule ternyata lebih pancasialis dari pada kita, btw, data sampeyan lengkap banget :D

# Dian: wah hilang ya, padahal aku ga ngutak ngatik...blogger sempet error beberapa hari lalu.

# Miss G: hidup Gus Dur!! :p

 

At 12:51 AM, Anonymous Anonymous

Mereka gag akan ngaku karena memang mereka mendapatkannya dari "jalan yang tidak seharusnya", Daripada sibuk mengurusi Forbes lebih baik Bakrie disuruh aja menyelesaikan kasus Lapindo.