Saturday, August 19, 2006
Trans TV dan TV7
Perayaan HUT RI ke-61 kemarin digunakan oleh dua stasiun tv nasional untuk menunjukkan sinerginya. Untuk pertama kalinya, Trans TV dan TV7 melakukan siaran bersama pasca penggabungan saham keduanya.

Entah apakah pemilihan siaran bersama di saat HUT RI didasari dengan kesengajaan karena momen itu dianggap pas. Acara yang disiarkan bersama itu adalah konser kemerdekaan.

Tetapi, sinergi Trans dengan TV7 memang menarik. Kedua stasiun yang umurnya masih cukup muda dibanding televisi nasional yang lain, itu justru sudah punya acara-acara kesayangan pemirsa. Tujuan penggabungan adalah sangat jelas. Menjaga pasar dan sekaligus mempersempit ruang gerak pesaing.

Perhitungan peta televisi swasta di Indonesia memang cepat berubah. Pertama, RCTI bergabung dengan TPI dan Global TV dalam satu wadah; Media Nusantara Citra (MNC). Kedua, ANTV bikin geger setelah raja media dunia, Rupert Murdoch, membeli sebagian saham dan menyemprotkan logo Star TV dalam logo baru ANTV.

Mungkin karena dua situasi itu, Trans dan TV7 sepakat melakukan penggabungan. Dalam jumpa pers awal Agustus lalu, kedua perusahaan mengatakan ini sebagai langkah peningkatan daya saing mereka terhadap sembilan stasiun lainnya.

Tentu, masing-masing akan tetap berkonsentrasi di pakem acaranya. TV7 dikatakan bakal tetap mengurus program olahraga dan hiburan, sementara Trans tetap menjalankan hiburan dan gaya hidup. Tak tahu mengapa TV7 tak menggarap serius program berita pula di mana mereka punya kekuatan dalam sektor itu.

Lebih lanjut, pemilik Trans, Chairul Tanjung, mengatakan pihaknya dan juga TV7 akan tetap menayangkan program yang bersifat mendidik dan sehat bagi pemirsa. Tak jelas, apakah program esek-esek di Trans yang tayang setiap malam itu juga bisa dibilang sehat, meski mereka punya banyak acara lain yang berkualitas pula.

 
posted by Hedi @ 12:09 AM | Permalink |


9 Comments:


At 3:58 AM, Anonymous Anonymous

wah...ketinggalan deh gue statiun2 tv di indo. ngomong2 rupert murdoc ngapain juga masuk2 ke situ ya? doi kan gengnya Bush and hardliner?!!!

 

At 4:33 AM, Anonymous Anonymous

agak kaget juga waktu penggabungan itu, 49 persen saham tv7 jadi milik TransTV. Bagaimanapun juga tv7 itu lebih dekat dengan media besar: kompas.

 

At 1:30 PM, Blogger budibadabadu

kalo Extravaganza itu sehat nggak? :)

 

At 3:41 PM, Anonymous Anonymous

TV7 ... pokonya asal tetap siarin Liga Inggris .. nggak bakalan kehilangan pemirsa ... terutama gw .. hehehe

 

At 9:10 PM, Blogger Eddy Fahmi

eh tv7 gabung sama trans tv toh? bah ternyata saya bener2 nggak gaul deh (perlu digauli). jarang nonton tivi sih hihihi... tapi insya allah besok sore nonton tv7, liat motogp ;)

 

At 11:25 PM, Blogger Innuendo

waktu masih di batam, gak kedua duanya dapat ditonton di tv ku

 

At 2:50 PM, Anonymous Anonymous

berarti tinggal indosiar, sctv dan metro aja yang lum join.
kira2 bakal join gak yach?

 

At 4:01 PM, Anonymous Anonymous

# Ely: gitu aja kok ndeso sih, saya lebih ndeso, belum pernah liat Premiere TV Jerman :p

# Naga: murdoch? bisalah, globalisasi :D

# Imponk: apa Kompas lagi butuh duit sehingga melepas sebagian saham TV7?

# Budi: ketawa itu sehat :)

# Johan & Fahmi: kesampean tuh, EPL & MotoGP masih ada :p

# Dian: tapi di Batam dapet tv singapura :)

# Ari: yg tiga itu sih nunggu kalo udah kepepet kali hehehe

 

At 7:34 AM, Blogger Bangsari

kalo cuman merger-merger gitu kayanya tv kita ngga bakalan maju deh. lha wong hampir semua tv kita itu andalannya cuman infotainment dan sinetron je...

btw, punya saham berapa persen si tv mas?