Ayah tanya soal Liverpool yang mendapat hadiah pinalti sewaktu lawan Sheffield United, padahal dari tayangan lambat televisi, Steven Gerrard tidak terlanggar secara nyata. Awalnya saya cuma jawab seadanya. Tapi malamnya, beliau tanya lagi yang lebih serius soal hal sama. Maklum, kali ini tim favoritnya yang main, Chelsea, yang tidak dapat pinalti. Mau tak mau, saya pun menjawab rasa penasarannya.
Keputusan wasit untuk memberi hukuman dalam sebuah pertandingan sepakbola, sedikit atau banyak acapkali tidak memuaskan banyak pihak yang berkepentingan. Sebuah adegan keras, misalnya, tak melulu (harus) disemprit wasit. Kriteria sikap pemain tertentu di lapangan untuk disebut pelanggaran, minimal harus memenuhi salah satu di bawah ini :
- Arah permainan atau bola jadi berubah total setelah satu kejadian dan berakibat krusial atau fatal
- Salah satu tim merasa dirugikan secara absolut dan tim lainnya (pelaku pelanggaran) mendapat untung
- Melanggar prinsip dasar fairplay (pasti!!)
Suatu niat termasuk unsur kesengajaan dalam sebuah pertandingan. Itu sebuah kriteria pasti dari setiap wasit saat akan memberi hukuman kartu kuning/merah kepada pemain.
- Nyata-nyata sengaja melakukan pelanggaran keras
- Sudah tiga kali melakukan pelanggaran yang eskalasinya meningkat.
- Membahayakan fisik lawan
- Menodai prinsip dasar fairpaly (lagi, pasti!!)
Kemudian ada pula strategi kepemimpinan wasit yang namanya, strategi 10 menit. Itu dijalankan supaya pertandingan berjalan menarik, tidak monoton. Piala Dunia 2006 menggunakan strategi tersebut. Artinya jika pertandingan berjalan tidak fair play, maka wasit akan menerapkan strategi keras selama 10 menit guna meredamnya. Setelah itu kembali melunak dan akan kembali keras dalam durasi yang sama jika situasi permainan kembali berubah tidak fair play.
Jangan lupa, wasit juga manusia biasa, bukan motor :p
Adakalanya, pandangan wasit terhalang barisan pemain. Kemudian karena dia manusia, tentu saja juga punya rasa lelah. Masa, cuma pemain saja yang boleh capek. Atau juga terkadang blank sesaat, hilang fokus sekian detik, meski kemudian akibatnya fatal bagi suatu tim.
Ayah saya masih belum puas. Beliau tanya lagi, bagaimana dengan sebuah tim yang kelihatan dicurangi wasit. Ada kalanya, itu sebuah nasib. Tapi yang jelas, usaha dong untuk mencetak gol dengan cara yang tak mungkin dianulir atau digagalkan wasit.
Untung ayah kemudian tak berlanjut tanya soal sepakbola Indonesia. Kalau itu beliau sudah paham setelah sering saya jelaskan. Selain itu, saya juga sudah malas untuk bicara soal sepakbola dalam negeri. Banyak anomali :(