Seorang teman yang rajin membaca blog, bertanya mengapa nama saya sering hadir di beberapa kotak komentar blog. Dia bilang apa saya mau jadi orang terkenal dengan menaruh nama blog di banyak tempat. Saya cuma tertawa lepas.
Salah satu hobi cyber saya adalah menjelajahi blog via bloglines, belum lagi yang saya simpan di bookmark. Banyak hal yang bisa didapat. Tadinya bolot dan tulalit jadi tahu, awalnya tak kenal maka bisa kenal. Membaca blog, kadang memancing minat untuk memberi komentar. Tapi tak semua posting yang muncul selalu saya komentari, meski saya baca. Komentar akan muncul ketika saya merasa perlu. Alasannya bukan untuk terkenal dan dikenal.
Untuk menjadi populer (dalam konotasi positif), tak perlu melakukan rekayasa macam-macam. Proses alam yang akan menjawab itu. Kalau saya menaruh komentar di blog orang, saya tak pernah berharap akan ada keuntungan balik. Saya hanya mencari kepuasan batin. Jika pemilik blog yang saya kunjungi, berbalik mengunjungi, ya terima kasih. Jika tidak, juga tak ada masalah dan saya pun akan tetap rajin ke sana dan (mungkin) memberi komentar.
Dalam dunia blog, terkadang kita dianggap tidak eksis jika tidak menulis komentar. Ini mirip dengan tautan. Jika anda tidak menaruh tautan orang lain, mungkin juga nama blog anda tak ada di daftar tautan orang lain. Sebuah tradisi yang cukup unik. Sebuah ukuran keberadaan yang lumayan memancing senyum kecut.
Banyak penulis blog populer yang justru jarang memberi komentar atau memajang daftar tautan di rumahnya sendiri. Tapi bukan berarti mereka tidak (pernah) berkunjung ke tempat anda. Sekadar contoh, saya punya daftar feed sekitar 150-an dan tak mungkin semua blog itu saya masukkan di daftar blogrolling. Populer atau tidak, eksis atau mati, disebabkan oleh karya atau tulisan di blognya. Bukan karena perbuatan di blog orang. Contohnya, Bang Enda, Andry, Paman Tyo, Pecas Ndahe atau yang lainnya.
Ini kasus saya, sekadar untuk menjawab pertanyaan kawan. Memasuki dunia blog, sekali lagi bukan untuk membuat saya dikenal dan terkenal atau gila pujian. Terlalu naif untuk melakukan itu :D. Satu yang pasti adalah pembelajaran diri dan memuaskan dahaga pengetahuan sambil melakukan silaturahmi.