Wednesday, March 15, 2006
Saya Dulu Rasialis
Ini memang sebuah pengakuan. Maraknya kasus rasisme di Eropa, khususnya di bidang sepakbola profesional, seperti menampar masa lalu saya. Rasisme yang akhir-akhir ini kerap muncul terjadi di Italia dan Spanyol.

Di Italia bahkan seperti terjadi "peperangan" antara komunisme dengan fasisme-neo nazi. Bisa ditebak, pemicunya adalah kulit berwarna (baca: negro). Alasan pastinya, tak ada. Semua hanya berdasarkan sentimen belaka. Kawan saya yang kebetulan tinggal di Barcelona, Spanyol, juga mengatakan "biasalah, kulit putih."

Paham rasisme yang pernah saya anut tak berdasar pula, ketika pola pikir masih anak-anak dan saat masih berusia bau kencur. Saya dulu tak senang dengan masyarakat dari etnis Tionghoa. Namun lama kelamaan (seiring perjalanan waktu), saya jadi berpikir bahwa pola pikir saya salah total. Tak ada yang bisa membenarkan itu, termasuk dari agama yang saya anut.

Kebencian saya dulu terhadap etnis Tionghoa, lebih banyak didasari pada kecemburuan sosial bahwa etnis itu lebih banyak yang berhasil dan sukses. Artinya, tak ada alasan rasional lainnya yang bisa mendukung saya harus bersikap rasialis.

Malah, kini saya berpikir bahwa kalaupun ada etnis Tionghoa atau etnis manapun yang bisa memicu sikap permusuhan, bukan salah etnisnya. Itu salah orangnya sendiri dan kita tak bisa melakukan generalisasi terhadap etnisnya. Stigma bahwa suku ini begitu dan suku itu begini, tak lagi rasional untuk saya. Tak ada gading yang tak retak...

Jika memang etnis tertentu lebih maju, ada baiknya itu dijadikan rangsangan bagi kita sendiri untuk maju. Jangan seperti mayoritas pribumi yang lebih banyak iri dan dengki. Etnis tertentu bisa berhasil karena memang mereka mau berusaha dengan gigih dan ulet, sementara kita (terkadang) lebih suka malas-malasan sambil mencari kejelekan orang.

Jadi, sekarang saya adalah pendukung anti rasisme...so Kick Racism out of This World!
 
posted by Hedi @ 1:22 AM | Permalink |


2 Comments:


At 3:44 AM, Blogger Sisca

Mas Hedi, sy dukung 100%, sebagai orang Indoensia yang kebetulan terlahir dari bapak ibu berbahasa Tionghoa, alangkah indahnya descriminasi di hapus dari muka bumi :)

 

At 11:19 AM, Blogger mpokb

lho, komen untuk posting ini kok malah aye isi di posting sebelumnya toh..? maaf, bikin bingung.. ='.'=