Saturday, February 18, 2006
Hujan Mencuci Motor
Saya gak pernah mau menyebut kata sial saat merasa rugi waktu mengalami gangguan alam. Entah sudah berapa kali, kita selesai mencuci mobil atau motor, setelah itu turun hujan. Peristiwa seperti itu saya alami kemarin ketika pulang dari kantor.

Merasa siangnya cerah dan panas terik, saya yakin bahwa malam tak akan turun hujan. Situasi itu membulatkan tekad saya untuk mencuci motor di tengah perjalanan pulang. Tapi cuaca memang cepat berubah, karena saat motor telah selesai dicuci dan sedang dikeringkan, muncul bunyi geledek.

Saya sudah khawatir akan turun hujan dan juga pasrah. Apa yang saya khawatirkan akhirnya kesampaian. Belum ada 10 menit melanjutkan perjalanan, hujan pun turun dengan derasnya disertai angin kencang dan petir.

Saya hanya menarik nafas karena harus rela motor yang sudah bersih, kembali kotor karena hujan. Sebenarnya tidak terlalu kotor juga karena hujan deras membuat noda tanah yang menempel di bagian rantai, roda, atau bagian bawah motor menjadi cepat hilang.

Untung cuma motor yang biaya cucinya gak semahal mobil, itu yang membuat saya juga tak mau menyebut sial. Hujan turun, berhenti di halte, pakai mantel, lanjutkan perjalanan hingga sampai dengan selamat di rumah.
 
posted by Hedi @ 10:19 PM | Permalink |


2 Comments:


At 8:14 AM, Anonymous Anonymous

saya masih sering menyebut kata sial
*malu*

 

At 7:28 AM, Anonymous Anonymous

hihihi..motor saya malah baru kecuci klo ujan turun, alias..dicuci dnegan aer ujan.. hihihi