Sunday, March 12, 2006
Jaim Demi Pencuri?
Menjaga citra diri, reputasi, dan sebangsanya ada kalanya memang perlu. Tapi kalau melakukan itu demi hal-hal yang negatif, sepertinya perlu cari referensi baru jika tak mau dikatakan keram otak. Jadi jika kita perlu jaim hanya untuk (melindungi) pencuri dari perhatian publik, buat saya salah total.

Saya dapat kiriman SMS dari seorang kawan yang punya profesi guru sekolah menengah pertama. Dia mengeluh sulitnya mencari solusi setelah salah seorang muridnya (minimal satu orang) diduga melakukan pencurian di kelas. Barang yang hilang adalah ponsel dan ini adalah peristiwa kehilangan kedua di sekolah itu.

Yang membuat kawan saya pusing tujuh keliling adalah situasi yang tidak mendukung. Selain orang tua si korban yang menuntut kasus ini diselesaikan tuntas, termasuk penggantian barang yang hilang, pihak sekolah ternyata memberi parameter yang aneh.

Pihak sekolah, dalam hal ini yayasan dan manajemen, tidak mengizinkan kawan saya untuk membawa kasus ini ke polisi. Alasannya, demi nama baik sekolah *konyol !*. Mereka sepertinya tidak berpikir apakah tanpa ke polisi, berita kasus ini juga tak akan kemana-mana. Bagaimana dengan murid-murid yang pasti akan melakukan sambung mulut berbagi cerita dengan pihak luar.

Saya sendiri mengusulkan polisi tak berseragam untuk menyelesaikan kasus ini, sambil membawa alat deteksi kebohongan. Namun kawan saya tetap menolak karena pesimis usul itu akan diterima pihak sekolah.

Padahal sekolah ini sudah pernah mengalami kehilangan uang sejumlah ratusan ribu, namun kala itu masih beruntung orang tua korban tak memperpanjang. Tapi buat saya, indikasi bahwa sekolah itu punya unsur kriminal di dalamnya makin kental. Jika didiamkan, bisa jadi sinyalemen yang gawat.

Kasus Raju yang hanya karena perkelahian anak-anak saja bisa (terlanjur) diseret ke pengadilan (kendati itu tak dibenarkan oleh Undang Undang) dan dihukum, mengapa kasus pencurian justru tidak?

Yang melakukan sudah pasti anak SMP (lebih tua dari Raju) dan tindakannya adalah kriminal. Ini bukan sekedar klepto, tetapi sudah jelas maling. Kenapa tidak diproses hukum saja, kalaupun tidak perlu sampai pengadilan, setidaknya kantor polsek bisa membuat efek jera bagi pelaku. Saya yakin jika kasus ini tak dibawa ke polisi, akan muncul kasus-kasus serupa di masa depan di sekolah itu.

Jaim...jaim...ada apa denganmu?
 
posted by Hedi @ 1:26 AM | Permalink |


7 Comments:


At 9:08 AM, Blogger Fortuna

Sekolah adalah sebuah institusi lebih kecil dari pada badan institusi pemerintah yang lebih besar.
Sekolah juga merupakan sebuah institusi yang bergerak dalam bidang PENDIDIKAN. Mengasah kemampuan bukan hanya intelektualitas, akademis dan prestasi para murid, tetapi seharusnya juga membangun mental dan akhlak para muridnya.
Jika sekolah merasa nama baiknya jauuuuh lebih penting daripada memberikan 'pelajaran', menanamkan rasa tanggung jawab dan memberikan contoh mana yang baik dan mana yang buruk, maka sekolah tersebut tidak layak untuk disebut sebagai sekolah...
Saya anggap sekolah tersebut gagal! Karena sudah keluar dari tujuan utama dan fungsi utamanya sebagai PENDIDIK.

 

At 12:43 PM, Anonymous Anonymous

"ada apaa denganmuu
oooh kutanya malam.. dapatkah kau lihat.."

*numpang nyanyi sembari nimpuk sekolahan pake popoknya Daud*
udah gak jaman jaim yang kaya gini

 

At 1:27 AM, Blogger Sisca

Mas, hare geneh masih jaim...pasti sekolahnya kurang gaul..wakakakak

 

At 7:15 AM, Anonymous Anonymous


pendeteksi bohong pun masih bisa terkecoh atau tidak akurat.

mungkin bisa dilaporkan ke polisi, dan mereka mewawancarai murid2 (suspects) dan memberi ultimatum, barang bisa dikembalikan anonimus.

 

At 12:00 AM, Anonymous Anonymous

Don't Jaim. Use Gaim for Chat!

**sudah tidak nyambung lagi**

 

At 12:06 AM, Anonymous Anonymous

Tapi... emang sekarang bingung. apa sih yang diajar di sekolah? apa sih maunya?

sekolah yang baik, baik sekali. sekolah yang memprihatinkan... bikin hati nggak tega.

salut buat para guru yang masih berjuang demi murid2nya. sayang kadang2 kok nggak didukung sama elit sekolahan (yayasan, dsb dst).

 

At 7:44 AM, Blogger Eddy Fahmi

kalo kejahatan publik ya sebaiknya diadili/dihukum secara publik, biar jadi pelajaran buat orang lain = jangan berbuat seperti itu.

tapi ada juga yg berpendapat bahwa menutupi aib orang adalah perbuatan baik.