Saya merasa sedikit lemas seketika, tapi sekian detik kemudian dengan mantap saya katakan berani menjamin. Apalagi dia tetangga saya sendiri dan saya tahu benar kapasitasnya untuk bekerja di sana, minimal sebagai pengantar surat yang harus paham jalan-jalan di Jakarta ini.
Memang ada saja orang yang kadang tak tahu diri bahwa bekerja melalui jalur khusus harus menjaga kondite. Bukan hanya untuk kredibilitas di pemberi jalan, tapi untuk dia sendiri ke depannya. Satu hal yang kadang orang lupa saat sudah bekerja adalah mempersiapkan mental sebagai pekerja yang baik. Pernah ada tetangga saya harus rela dipecat kerja, hanya karena dia telat masuk setelah malamnya begadang bermain kartu...waduh!
Masalah seperti itu sudah sering terjadi. Bahkan seorang teman di kantor saya yang kerja di bagian IT sempat menjadi cemoohan karena bulan lalu pindah kantor tanpa ada permisi resmi, kecuali dengan SMS *hayahhh*.
Harusnya mereka sadar diri dan mengerti bahwa proses penerimaan karyawan dilakukan baik-baik hingga proses kerja menjadi lancar. Kemudian jika ingin resign, ya lakukan dengan baik pula, ada serah terima pekerjaan, ada aturan mohon diri minimal dengan wajar seperti layaknya orang bertamu ke kediaman orang lain.
Menyambung soal teman tadi pagi, saya juga senang akhirnya dia bisa menjalani sesi interview dengan baik. Dia dan saya belum tahu bagaimana hasilnya, meski saya optimis. Kini yang ada di pikiran saya hanya melakukan sosialisasi agar saat bekerja di sana nanti dia bisa menjaga kondite dan kredibilitas. Semoga...
Ngomong-ngomong urusan kerja, hari ini ada satu email di inbox yang isinya sebuah lamaran kerja plus CV dari seorang wanita. Lho, kapan saya buka lowongan? Apa orang itu hanya iseng mengirim secara random ke email orang lain....tau ah gelap!