Friday, March 24, 2006
Parkir Belum Tentu Secure Parking
Harian Warta Kota Jakarta memberitakan bahwa kasus perseteruan antara seorang konsumen dengan jaringan pengelola parkir, Secure Parking (SP), akhirnya dimenangkan sang konsumen. Di tingkat banding Mahkamah Agung (MA), konsumen itu tetap dibenarkan dan SP harus memenuhi tuntutan sebesar Rp 60 juta.

Kasus ini bermula dari hilangnya mobil Toyota Kijang keluaran tahun 1994 saat tengah diparkir di Cempaka Mas Plaza tahun 2000 silam. Sang konsumen kemudian lapor ke SP dan juga kepolisian. Setelah mobil tak kunjung ditemukan, konsumen menuntut ganti rugi namun SP menolaknya dan kasus terus berlanjut hingga MA.

Namun hingga saat ini, SP belum juga melaksanakan perintah MA sehingga pengacara konsumen tadi berniat melaporkannya ke pengadilan negeri agar aset-aset SP disita hingga mendapatkan jumlah sepadan dengan tuntutan.

Kasus yang membuat kita harus waspada. Meski namanya Secure Parking (Parkir Aman), ternyata tidak sesuai dengan janji. Paman saya pun pernah kehilangan mobil di Pantai Gading di mana pengelolaan parkirnya diurus oleh SP. Saya tak tahu bagaimana kelanjutan kasus itu, karena kebetulan mobil yang hilang adalah milik perusahaan.

Urusan parkir sekarang memang jadi hal yang besar, karena meski kelihatan mudah (hanya atret maju mundur dan mengunci) ternyata bisa menyulitkan. Makanya, tak heran sepeda motor yang muncul belakangan ini sudah lengkap dengan pengamanan ekstra. Mulai dari kunci stang/starter yang non konvensional guna menghindari pemakaian kunci T (kunci khusus yang digunakan pencuri) hingga pengunci roda. Ada pula pemilik motor yang menambah sendiri kunci gandanya dengan pemutus elektrik.

Sistem parkir yang harus menunjukkan kartu STNK saat akan meninggalkan lokasi parkir, ternyata juga tak banyak berguna jika oknum petugasnya "bermain". Jadi, kunci pengaman ganda itu mutlak dibutuhkan.

Untuk mobil, dulu ada kunci stang yang menggunakan nomor kombinasi seperti tas koper model kuno. Namun sekarang kunci model itu sudah tak ada lagi, padahal sistem kombinasi itu sangat sulit dihancurkan. Kalau model yang sekarang banyak dijual hanya sistem kunci putar dan itu masih bisa dirusak pencuri.

Tak heran mobil sekarang juga memperkuat jaringan keamanannya sendiri. Tapi kalau yang terlalu canggih seperti sistem keamanan mobil BMW Serie 7. Wah itu justru bikin puyeng. Jangankan pencuri, wong calon pembelinya juga harus menjalani penataran teknis dulu.
 
posted by Hedi @ 3:57 PM | Permalink |


3 Comments:


At 2:47 AM, Anonymous Anonymous

skarang kan ada mobil yang kuncinya magnet ya? yang ga da lobang kuncinya. tapi katanya kalo mobilnya abis aki malah ga bisa dibuka.

malah berabe euy!

 

At 6:48 AM, Anonymous Anonymous

semakin lama mungkin bisa jadi pengamanan mobil mengarah ke pengamanan istana negara :)

 

At 7:22 AM, Anonymous Anonymous

Kacau tuh tukang parkir Istora Senayan / JHCC. Di tagih uang parkir 2 kali. Yang pertama yang resmi itu ambil tiket di pintu masuk dan bayar di pintu keluar. Nah yang tidak resmi, begitu mobil parkir di lahan yang ada, langsung deh tukang parkir sialan itu mendatangi anda dan bilang, "Langsung bayar disini pak!", dan tentu saja tanpa tiket. Besarnya antara Rp 2000-4000 tergantung seberapa besar event yang ada disitu, dan kayaknya hal itu sudah berlangsung lama. Kalau niat nyumbang dengan cara begitu mah gue kagak ikhlas, najis banget.

Mana nih pemerintah daerah? Masak kagak di tindak para kecoa begituan? Bikin jelek nama Jakarta tuh padahal yang datang ke JHCC dan Senayan khan gak cuma orang Jakarta aja, tapi juga orang luar Jakarta, bahkan orang asing juga. Malu maluin aja