Wednesday, March 22, 2006
Depresi
Awalnya, saya tak pernah khawatir dengan yang namanya depresi, kecuali stroke. Tapi setelah mendapat kabar seorang kolega menderita depresi tingkat berat, sikap saya jadi berubah. Bagaimana saya tidak terkejut, wong orang itu sebaya dengan saya. Jadi, dalam usia yang relatif muda ternyata sudah bisa terkena depresi?

Waktu saya cari tahu kenapa dia bisa terkena depresi dan harus masuk "bengkel" segala, jawabannya adalah kelebihan muatan (overload) di kepalanya. Rupanya, dia terlalu banyak berpikir selama ini, bahkan kemudian berevolusi menjadi obsesi. Saya jadi ingat pemain sepakbola Jerman dan Bayern Muenchen, Sebastian Deisler, yang sempat mengalami depresi akibat didera cedera berbulan-bulan lamanya.

Depresi sebenarnya tingkat lanjutan dari stres yang berlangsung lama. Dalam dunia kesehatan atau psikologi, stress dikenal dengan istilah distress, ada yang positif dan ada pula negatif. Yang kedua itulah yang bisa promosi jadi depresi. Lalu, penyebabnya hingga saat ini tak ada yang spesifik dan tak bisa diidentifikasi secara pasti. Ini salah satu yang ditulis Wikipedia:


Life experiences – Job loss, financial difficulties, long periods of unemployment, the loss of a spouse or other family member, divorce or the end of a committed relationship, or other traumatic events may trigger depression. Long-term stress at home, work, or school can also be involved.


Saya pikir kombinasi pengalaman hidup itu yang membuat kolega saya mengalami depresi. Kondisi kerja yang sangat ketat dan butuh ketelitian setidaknya menjadi pemicu otaknya untuk bekerja keras sehingga mengalami korsleting.

Saya masih beruntung, sampai sekarang selalu membatasi pikiran dari hal yang ruwet. Tak usah memaksakan sesuatu yang memang (sudah) terlalu jauh dari jangkauan. Jika memang milik kita, toh tak akan kemana-mana. Semua manusia pasti punya masalah. Tapi jangan hanya dipikirkan, tapi harus dipecahkan, diselesaikan. Saya sering menemui orang-orang yang hanya memikirkan masalah tanpa kelihatan sedang mencari pemecahannya. Mungkin, curhat bisa membantu jika kepala sudah terasa sesak, minimal lewat tulisan jika tak ada orang yang bisa diajak mencari solusi.

Otak adalah mesin induk tubuh manusia. Di dalamnya banyak kabel dan pusat data dengan sitem ekstra rumit sehingga sampai kini pun masih jadi misteri. Jadi otak adalah server, tentu perlu maintenance seperti halnya server blogspot yang kala sedang menjalani perbaikan dan pemeliharaan justru sering mengganggu jadwal para blogger untuk posting.

Sesorang bijak pernah mengatakan kepada saya agar memberi waktu istirahat kepada otak, minimal waktu tidur malam. Seringkali orang berpikir sebelum terlelap, entah masalah berat atau ringan. Memang enak, berpikir atau melakukan kontemplasi sesaat sebelum tidur. Tapi yang tak banyak orang tahu bahwa saat kita tertidur, otak yang tadinya masih sempat diajak kerja justru tidak beristirahat. Kita enak-enak ngorok, otak masih terus kerja bakti. Akhirnya, otak bekerja penuh selama 24 jam karena keesokan harinya saat kita bangun, dia harus menyambung kerja lagi.

Proses istirahat yang dibutuhkan nyaris sama dengan mata yang terkena cahaya saat tidur malam dengan lampu menyala. Lampu atau cahaya terang membuat syaraf-syaraf mata tak beristirahat secara penuh meski kita tidur.

Sekarang, kolega saya itu masih menjalani post-therapy. Hidupnya sudah mulai normal kembali, namun masih terbatas. Dia boleh dengar lagu atau nonton tv. Tapi dia dilarang menyaksikan atau mendengar musik rock, berita, atau hal-hal serius. Dia juga belum boleh melakukan kontak via telepon.

Ah, kalau begitu, kita dengar musik saja, dan saya tetap pilih heavy metallll...enjoy.
 
posted by Hedi @ 1:46 PM | Permalink |


2 Comments:


At 6:29 PM, Anonymous Anonymous

heavy metal dan depresi ? errrrr ....

LOL

 

At 3:18 PM, Anonymous Anonymous

mungkin gini pak.. slaen musti kasi istirahat, juga kasi filter.
klo smua data (atau masalah) itu datengnya samaan, mugkin akan bisa bikin (istilah kompi nya ) hang.. tapi klo misal masalah itu di runtut datengnya, mana yg lebih penting dan mana yg nggak..akan lebih gampang penanganannya kali yah ?