Friday, March 17, 2006
Burung Gereja
Selepas bangun tidur siang tadi, saya iseng melihat-lihat pohon yang tumbuh di halaman rumah. Saya senang, selain hijau royo-royo dan subur, ada pengunjung setia yang juga kelihatan senang. Jika pagi-pagi biasanya banyak burung gereja (Passer Montanus) hinggap dan berloncatan di area halaman rumah, siang itu hanya sepasang.

Saya bukan pemelihara burung (dalam sangkar). Tapi supaya saya bisa menikmati pemandangan burung-burung, maka rumah saya harus rela dijadikan "hutan" oleh saya dan juga ibu. Pohon rambutan, palem botol, dan duren, adalah lambang halaman depan rumah saya yang cukup sempit. Mungkin pohon-pohon itu juga menjadi lambang tempat bermain burung gereja.

Dalam masa flu burung sekarang ini, saya pun merasa burung gereja seperti tak terpengaruh. Dari gerak-gerik mereka, saya melihat bahwa mereka sehat tak menunjukkan tanda terjangkiti sesuatu yang negatif. Mulai dari bunyinya sampai lompatan mereka yang lincah.

Dulu waktu sekitar rumah saya masih banyak pohon besar, banyak burung yang hinggap di sana, tidak hanya burung gereja. Tetapi setelah "hutan" itu menjadi barisan beton, kegemaran saya menikmati burung jadi berkurang. Saya juga sedih melihat pohon-pohon di sejumlah jalan di Jakarta yang harus dipangkas hanya untuk kepentingan pembangunan jaringan transportasi monorel.

Untung saja burung itu tak mungkin melakukan demonstrasi besar-besaran kendati tempat bermain mereka mulai mengerut. Padahal kalau mereka paham dan mau demo, mungkin kota ini bisa penuh dengan kotoran mereka.
 
posted by Hedi @ 1:10 AM | Permalink |


7 Comments:


At 3:24 AM, Blogger Sisca

Bang Hedi, di depanku menghampar lebih dari seribu meter dan tiap waktu yg berlainan dalam sehari, berbagai burung turun mengais rejeki...sy paling nyaman berada di dekat rerumputan dan kicau burung.

makanya buruan pindah kemari..yg byr sendiri ya..ocree :)

 

At 6:22 AM, Anonymous Anonymous

kok ga ada burung mesjid yaa :)

 

At 7:07 AM, Anonymous Anonymous

dulu burung gereja sering masuk kamar saya lewat jendela. padahal saya bukan koster

 

At 10:19 AM, Blogger lucy

ug senengnya masih bisa denger kicau burung gereja :D salam kenal yaaa

 

At 11:00 AM, Blogger Linda

ditunggu loh kiriman rambutan & durennya ;)

 

At 6:26 PM, Anonymous Anonymous

Saya tidak pernah tahu macam2 burung.. apalagi burung gereja. yang namanya burung dara pun saya tidak tahu.. kasihan saya.. T_T;;;;

 

At 8:28 PM, Anonymous Anonymous

hm..klo burung bisa demo.. lebih repot lagi kali yah?? ngatasin manusia demo ajah udah repot..
lagian keknya enakan juga jadi burung, pada saat ekosistem terganggu, mereka lebih baek nyingkir.. lhah.. kita?? paling cuman bisa protes ma demo2 doang..