Friday, October 06, 2006
THR
Bagaimana kabar puasa anda? Lancar semuanya kah? Saya sendiri masih berkutat dengan tumpukan tugas yang entah kapan akan memuai. Lelah dan mudah ngantuk adalah efek wajar yang saya alami hampir sebulan terakhir. Tentu saja tanpa stress, meski otak terasa beku kendati hanya untuk menulis posting.

Namun ada satu hal yang membuat rasa lelah dan ngantuk seperti tak terpikirkan di bulan Ramadhan ini. Idul Fitri tinggal hitungan 16 hari (bener ga?) dan itu sangat disenangi oleh para pekerja (baik muslim maupun tidak). Apa pasal? THR jawabannya. Tunjangan Hari Raya yang jumlahnya minimal sebulan gaji penuh.

Ooops, paragraf di atas tak bermaksud berjingkrak di atas kesulitan para pengganggur dan masyarakat yang masih berada di bawah taraf kecukupan. Atau kepada mereka yang bironya mengalami kesulitan keuangan sehingga tak bisa mengeluarkan THR tepat waktu. Mohon maaf.

Pemerintah sejak bertahun-tahun lalu selalu mengumumkan bahwa THR harus sudah dibagikan kepada karyawan seminggu sebelum hari raya. Tapi itu hanya peraturan atau himbauan semata. Prakteknya tidak demikian.

Di kantor saya, THR biasa dibagikan sehari sebelum cuti bersama. Agar tidak boros dan digunakan untuk yang tidak-tidak, maka saya terbiasa memasukkannya ke rekening. Nah, kalau dekat dengan hari raya, operasional bank biasanya sudah berhenti. Kalaupun masih buka, hanya untuk layanan kliring antar bank. Ini berarti masalah.

Kecenderungan orang memang mudah boros jika memegang uang dalam jumlah lebih banyak dari biasanya. Apalagi jika mereka bersifat impulse buying. Membeli tanpa perencanaan sebelumnya.

Lalu bagaimana caranya supaya tidak terjadi masalah. Saya hanya punya dua pilihan solusi dan menurut pikiran konyol saya, itu yang terbaik. Tapi ini hanya berlaku di luar situasi darurat.
  • Pertama, jika menerima uang di saat operasional bank sudah tutup. Saya biasa memutuskan untuk tidak mengambilnya. Biarkan saja dulu di bagian keuangan. Apalagi jika sedang tak punya kebutuhan mendesak.
  • Kedua, pinjam sejumlah dana yang sama kepada orang dekat jauh sebelum saya menerima THR. Bisa saudara atau kerabat karib. Uang pinjaman itu kemudian dimasukkan ke rekening. Nanti setelah menerima THR, tutup lubang itu.
Dari dua opsi itu, saya lebih sering melakukan yang pertama. Kalau yang kedua, hanya dilakukan jika terpaksa sekali. Tapi sampeyan semua punya solusi lain ga? Barangkali saya bisa menirunya.
 
posted by Hedi @ 10:36 AM | Permalink |


14 Comments:


At 3:01 PM, Blogger mpokb

boljug.. kayaknya mending pilihan pertama. tapi, masuk rekening atau tidak, kalau dasarnya emang suka belanja ya sami mawon. apalagi dgn adanya fasilitas debet. yg bikin pusing itu kalau kridit.. takut ah sama setan kridit.. :P

 

At 3:17 PM, Blogger Yati

hmmm...kita berjingkrak karena THR...sementara mereka di luar sana...? boro2 THR ya...buat sehari2 aja susah...jadi berapa pun, harus disukuri...

nyambung ga ya omongan gw?

 

At 3:25 PM, Blogger venus

kalo ibu2 biasanya ikut arisan. cara tradisional menyisihkan sedikit uang tanpa ngantri di bank :p
aku ikut di tetanggaku, sebulan sekian puluh ribu, dikaliin sepuluh bulan=lumayaaaan buat tambah2 beli solar untuk pulang kampung.
aduuhh...jadi pengen mudik skarang, sam..:(

 

At 3:39 PM, Anonymous Anonymous

dr awal trima kerja, baik gaji atu thr selalu saya trima dlm bentuk slip saja. krena langsung di masukin ke rekening, dan umumnya THR saya tidak terpakai, krena jauh jauh hari sudah memperhitungkan dan dipersiapkan untuk kebutuhan ini (uang cadangan) jd ya saya ga boros *tutup mata* :P

 

At 3:49 PM, Anonymous Anonymous

duh senengnya yang dapet THR.

 

At 7:06 PM, Anonymous Anonymous

dulu aku juga seneng dapat THR, walaopun gak tau mau dipake beli apa. Biasanya sih cuma dipake plesiran sama keluarga.

Tapi sekarang ...hiks aku gak dapet lagi euyyy (THR gak dikenal di sini)

 

At 12:50 PM, Anonymous Anonymous

cubo nanti klo wes duwe anak bojo ... duwe simpenan maning ...wes duit terus pikirane :)

 

At 1:55 PM, Anonymous Anonymous

asiknya dapat thr...

 

At 3:35 PM, Anonymous Anonymous

THR oh THR.. ekonomi Bali yg sulit setaon trakhir..sejak bom kmaren.. jadi pesimis akan dapet THR pak.. huhuh

 

At 6:37 PM, Anonymous Anonymous

THR itu apa ?

 

At 10:55 AM, Blogger Bangsari

dapat THR sih ayik, tapi sebelum dapat saja sudah dibooking keluarga. jadinya ya cuman mrongos saja...

 

At 1:07 AM, Anonymous Anonymous

Digawe muleh ndek malang sam?? :D

 

At 1:33 PM, Anonymous Anonymous

....hmm....ik ampat arie lagih dapet itoe.....Alhamdoelillah....

 

At 5:30 PM, Anonymous Anonymous

saya mampir, sam. salam kenal!